Quantitative Easing |
Banyak trader pemula forex trading yang merasa sering sekali tidak mengerti berbagai istilah atau sebutan-sebutan yang muncul ketika memasuki dunia pasar forex trading. Salah satu yang tidak dimengerti oleh kebanyakan trader pemula forex trading adalah pelonggaran kuantitatif yang bisa disebut quantitative easing. Memang hal ini merupakan bukan sesuatu yang baru, apalagi sudah semenjak tahun 2011 silam banyak negara maju yang mulai memberlakukan sistem quantitative easing ini.
Tetapi, mungkin saja kamu yang merupakan trader pemula forex trading tidak mengetahui apa itu quantitative easing atau pelonggaran kuantitatif? Apa saja sih dampak yang bisa ditimbulkan?.
Pelonggaran kuantitatif atau quantitative easing merupakan kebijakan non konvensional moneter yang saat ini sering dipakai oleh bank sentral guna mencegah terjadinya penurunan suplai uang saat kebijakan moneter standar dirasa sudah kurang efektif.
Seperti yang kita ketahui, faktor utama penentu kebijakan moneter adalah inflasi. Inflasi sendiri merupakan indikator yang memberikan gambaran sebuah tingkatan perubahan, yang akan mempengaruhi tingkat harga-harga barang menjadi naik sehingga menurunkan nilai mata uang terhadap barang serta jasa secara berkala.
Pemicu inflasi sendiri ada dua yaitu dari faktor luar negeri dan dalam negeri. Faktor dalam negeri bisa disebabkan defisit APBN, kegagalan pasar menjaga stabilitas harga dan sebagainya. Sementara faktor inflasi yang disebabkan oleh luar negeri seperti kenaikan harga barang impor. Secara umum inflasi memiliki emat tingkatan, yaitu;
1. Inflasi Ringan = <10%
2. Inflasi Sedang = 10%-30%
3. Inflasi Berat = 30-100%
4. Hiperinflasi = >100%
Pihak negara dalam hal ini bank sentral memiliki tugas guna mempertahankan inflasi dalam tingkatan normal setiap tahunnya. Inflasi dengan tingkatan ringan dianggap sebagai salah satu pertanda bahwa sebuah negara dapat memiliki aktifitas perekonomian yang kondusif. Sementara apabila terjadi inflasi besar-besaran maka aktifitas perekonomian di negara tersebut akan menjadi carut marut. Harga barang dan jasa akan melonjak tak terkira, biaya hidup meningkat jauh, sehingga kesejahteraan masyarakatpun semakin menurun.
Ketika cara-cara dan kebijakan moneter standar sudah dirasa kurang efektif maka bank sentral akan melakukan pelonggaran kuantitaif dengan cara membeli aset keuangan dalam jumlah tertentu dari bank komersial dan institusi swasta lainnya demi meningkatkan basis moneter. Hal ini diharapkan dapat mendorong laju pertumbuhan ekonomi di negara tersebut melalui penyuntikan dana yang telah dilakukan secara tidak langsung.
Penyuntikan dana yang dilakukan ini bukanlah dengan cara mencetak uang baru karena hal tersebut justru bakal dapat membuat kondisi semakin buruk ketika sebuah negara mengalami inflasi besar-besaran.
Nah, kalau sebuah negara telah melakukan pelonggaran kuantitatif maka injeksi uang yang telah disebarkan ke dalam pasar seperti para institusi mendapatkan dana segar dari negara dan sebaiknya maka pengeluaran dan belanja institusi swasta dan bank komersial pun akan meningkat sehingga hal ini menyebabkan bursa saham akan mengalami tren yang meningkat. Ketika bursa saham mengalami peningkatan biasanya nilai dari mata uang negara tersebut juga mengalami peningkatan sehingga hal ini menjadi momen yang tepat bagi kamu untuk membeli saham atau pasangan mata uang dalam rangka mencari keuntungan yang maksimal. Maka dari itu, apabila telah ada tanda-tanda dari sebuah negara akan melakukan quantitive easing maka sebaiknya kamu mulailah membuka posisi beli dan tunggu harga sampai menyentuh titik jenuhnya barulah lakukan aksi jual.
0 on: "Pelonggaran Kuantitatif Atau Quantitative Easing"